kemanakah perginya cahaya
ketika siang menjadi malam yang gelap gulita
kemanakah hilangnya suara
ketika ramai kotaku menjadi hutan belantara
dimanakah cinta berada
ketika air mata tak lagi berharga
aku tersesat, terjebak, tenggelam dalam hitam
terus menipu diri dan enyahkan jerit nurani
kelakar tawa hanya isyarat kekerdilan jiwa
sesungguhnya hampa
batin ini kosong tanpa makna
nafsu yang bertahta di atas logika
hanya terus menyeret jiwa dalam lembah nestapa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bagus puisinya....
BalasHapusmakasih ka nurman :)
BalasHapusbahasanya ngaliiiiirr...
Hapustapi ada bait :
"ketika ramai kotaku menjadi hutan belantara"
kalau jadi hutan beneran saya bersyukur lantaran go green nya pemerintah tercapai, tapi kalau maksudnya sepi itu saya juga bersyukur karena tangerang sudah terlalu bissing ...
kereen deh puisinya
hmmm .. iaa sii kalo hutannya cuma tumbuh ratusan pohon yang bikin adem, tapi klo di hutan itu banyak singa, macan, ular, juga ada kupu-kupu kan lebih mengerikan .. :)
Hapus