Pages

Jumat, 22 Februari 2013

Sir Baden Powell

Pendiri Gerakan Pramuka Se-Dunia
 Hari ini bertepatan dengan hari kelahiran seseorang yang jasanya begitu berarti untuk saya dan juga berpengaruh bagi seluruh dunia hingga saat ini, yaitu Lord Baden Powell Of Gilwell. Beliau dilahirkan di London-Inggris, pada tanggal 22 Februari 1857. Nama Lengkapnya adalah Sir Robert Stephenson Smyth Lord Baden Powell of Gilwell. Tetapi para pandu (pramuka) biasa memanggil beliau dengan sebutan Baden Powell. Nama kecil Baden Powell adalah Ste, Stephe atau Stephenson (tapi paling sering dipanggil dengan nama Steevie). Dan baru dipanggil dengan nama Robert atau Sir Robert setelah mendapat gelar Ksatria dari Raja Inggris.

Ayah dari Baden Powell adalah Prof. Domine Baden Powell, seorang guru besar geometri di Universitas Oxford, Inggris. Sedangkan Ibu Baden Powell adalah Henrietta Grace Smyth, seorang puteri dari Admiral kerajaan Inggris yang terkenal, yaitu William T. Smyth.

Baden Powell dilahirkan dalam sebuah keluarga besar. Baden Powell mempunyai 9 (sembilan) orang saudara, yaitu : Warington, George, Augustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta, Jessie dan Baden Fletcher. Dan Baden Powell bersama saudara-saudaranya bertambah akrab sepeninggal ayahnya yang meninggal pada tanggal 11 Juni 1860, pada saat Baden Powell berusia 3 tahun. Sehingga dari sejak usia masih sangat muda, Baden Powell dituntut untuk dapat hidup mandiri. Baden Powell telah berusaha untuk hidup mandiri dengan hanya didukung oleh kekerasan hati serta keteguhan ibundanya yang tercinta Ny. Henrietta Grace Smyth.

Setelah menemukan banyak kesulitan dalam memilih sekolah yang tepat untuk Baden Powell seperti Rugby atau Eton, akhirnya Ny. Hentrietta Grace Smyth memasukkan Baden Powell ke Charterhouse School pada tahun 1870. Di Charterhouse, Baden Powell sangat popular, selain karena pandai dalam belajar - sehingga Baden Powell meraih beasiswa, Baden Powell juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan ekstra seperti Marching Band, Klub menembak (Rifle Corps), Teater, Melukis dan menggambar, dan juga sebagai Kiper kesebelasan Chaterhouse. Di Chaterhouse School inilah Baden Powell mendapat julukan lainnya, yaitu Bathing-Towel.

Pada usia 19 tahun Baden Powell menamatkan sekolah di Chaterhouse School. Dan akhirnya Baden Powell bergabung dengan dinas kemiliteran, atas bantuan pamannya Kolonel Henry Smyth, komandan dari Royal Military Academy di Woolwich. Kemudian setelah lulus dari akademi militer tersebut Baden Powell ditempatkan di India, dengan pangkat Pembantu Letnan.

Pengalaman Baden Powell di ketentaraan inilah yang nantinya akan banyak mempengaruhi perkembangan berdirinya gerakan kepanduan di Inggris. Selain itu Baden Powell juga terkenal sebagai orang yang pandai bergaul dan banyak kawannya, salah seorang sahabatnya yang paling dekat adalah Kenneth Mc. Laren. Setelah sempat berpindah-pindah, dari satu kota ke kota lain, dari satu daerah ke daerah lain, bahkan dari satu Negara ke Negara lain. Baden Powell akhirnya bertugas di Mafeking, sebuah kota dipedalaman Afrika Selatan. Kota inilah yang membuat nama Baden Powell menjadi terkenal dan dianggap pahlawan oleh bangsanya, karena jasa-jasanya dalam memimpin pertahanan kota Mafeking terhadap pengepungan bangsa Boer selama kurang lebih 217 hari (dari tanggal 13 Oktober 1899 sampai dengan tanggal 18 Mei 1900). Karena jasa-jasanya tersebut, pangkat Baden Powell dinaikkan menjadi Mayor Jenderal. Selama bertugas di Afrika, Baden Powell banyak melakukan petualangan sehingga pengalaman-pengalamannya semakin bertambah. Dan karena keberaniannya, Baden Powell sempat mendapat julukkan dari suku-suku primitive seperti suku Zulu, Ashanti atau Metabele sebagai IMPEESA yang artinya adalah Srigala yang tidak pernah tidur.

Pada tahun 1901, Baden Powell kembali ke tanah airnya, Inggris dengan disambut besar-besaran sebagai salah satu pahlawan bangsanya. Kemudian Baden Powell sempat pula menulis pengalaman-pengalamannya dalam buku Aids to Scouting. Pada tahun 1907 Baden Powell mendapatkan undangan dari perkumpulan Boys Brigade untuk mengisahkan pengalaman-pengalamannya selama di Afrika khususnya dan selama di dinas ketentaraan umumnya, dalam sebuah perkemahan yang diikuti dua puluh orang anggotanya. Perkemahan pertama tersebut diselenggarakan di Pulau Brownsea (Brownsea Island).

Lalu pada tahun 1908 Baden Powell menulis buku Scouting For Boys, sebuah karya yang sangat spektakuler. Buku inilah yang mengakibatkan perkembangan kepanduan menjadi semakin besar. Buku ini menyebar diseluruh daratan Eropa sampai ke daerah-daerah jajahan. Pada tahun 1810, Baden Powell meletakkan jabatannya di dinas ketentaraan dengan pangkat terakhirnya adalah Letnan Jendral. Dan mulailah Baden Powell berkonsentrasi penuh untuk mengembangkan kepanduan ke seluruh dunia. Pada tahun 1912, Baden Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk menemui para pandu siberbagai Negara. Baden Powell menikah dengan Olave St. Clair Soames (lebih dikenal dengan nama Lady Baden Powell) pada tahun 1912 dan dikarunia tiga orang anak, yaitu Peter, Heather, dan Betty.

Pada tahun 1920, para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama. Pada hari terakhir kegiatan Jambore tersebut (tanggal 6 Agustus 1920) Baden Powell diangkat sebagai Chief Scouth Of The World atau Bapak Pandu Sedunia. Baden Powell juga dianugerahi gelar Lord Baden Powell Of Gilwell, dengan julukan Baron oleh Raja George V.

Setelah berkeliling dunia, termasuk mengunjungi Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 3 Desember 1934, sepulangnya dari meninjau Jambore di Australia. Baden Powell beserta Lady Baden Powell menghabiskan masa-masa akhirnya tinggal di Inggris (sekitar tahun 1935 – 1938). Kemudian Baden Powell kembali ke tanah yang dicintainya, Afrika. Dan Baden powell menghabiskan masa tuanya di Nyeri, Kenya. Beliau akhirnya, meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1941.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar