Pages

Senin, 04 Februari 2013

Teman Maya

Awalnya saya kira kita bebeda. Kita saling mengenal, tapi dalam batasan kasta yang luar biasa berbeda. Tuan adalah brahma dan saya hanya seorang sudra. Tapi tuan yang lebih dulu menilai saya lain, meleburkan kasta dengan sejuta kata-kata. Menyeka jarak dan duduk berdampingan dalam satu kasta – kasta manusia modern –

Setiap hari (kecuali hari minggu), dari jam 8 sampai jam 4 sore kita biasa menghabiskan waktu saling bercerita walau tanpa tatap muka. Tak ada juga yang tahu kita berteman. Hanya layar monitor yang menjadi saksi jutaan kata yang menyatukan pertemanan kita. Setiap kali ada lampu hijau di samping nama tuan, pada saat itu lah saya merasa kita bertemu dan saya harus menyapa tuan. Saya yakin tuan pun demikian. Baru saja saya buka akun saya, tak lama muncul kata-kata pembuka dari tuan. Saya kira ini lucu. Karena ini bukan facebook, twitter, skype, YM, atau bahkan friendster. Tapi dari sini kita menjadi teman. Meski hanya teman maya, tapi setiap kata dari tuan lebih nyata dan terbaca.

Begitu cepat kita menjadi akrab. Saling berbagi apa saja yang bisa disebut cerita. Bahkan kepahitan masa lalu, dan kenangan buruk soal percintaan pun tak luput dari uraian materi bahasan kita. Saya kira ini tidak terlalu buruk. Tuan adalah teman yang baik. Selalu memberi nasihat dan semangat. Saya senang kita bisa bersahabat. Satu minggu tak ada lampu hijau dari saya. Percakapan terakhir memang sedikit mengejutkan saya. Rupanya tuan telah berkeluarga, saya kira .... hhehe. Maaf tuan, jangan berfikir demikian, saya tidak bermasalah sedikitpun soal itu. Toh kita kan berteman. Saya hanya terkurung dalam kamar pengap tanpa komputer karena sakit. Hari ini saya sudah kembali merdeka. Tak sabar untuk berbagi cerita dengan tuan. Saya buka akun saya, melihat nama tuan tidak dihiasi lampu hijau. Hmmm.... 

Saya menunggu. Dan akhirnya tuan muncul..

Kikuk.. Saya tak tahu harus menyapa tuan dengan bagaimana. Lama saya pandangi lampu hijau – hingga berubah menjadi orange – kemudian hijau lagi. Tapi tuan tak juga menyapa saya. Akhirnya setelah makan siang baru saya beranikan diri untuk menyapa tuan. Tuan pun menjawab dengan sekenanya. Kemudian hanya garis kedip-kedip di kolom persegi panjang berwarna putih yang ada di monitor saya – tak tahu harus memulai dari mana lagi. Sampai akhirnya tuan membuka sebuah pertanyaan yang telah saya siapkan jawabannya sejak tadi pagi, dan tidak lama kemudian kita kembali larut dalam percakapan bisu – pertemuan yang tak terlihat. Nasihat apalagi hari ini yang akan saya dapat ?? :)

5 komentar:

  1. Sahabat di dumay (dunia maya) memang tak terbatas.. Makin banyak sahabat.. Semakin banyak kita belajar dari orang lain :)

    BalasHapus
  2. iaa .. asal jangan sampe ada temen maya yang ngambek gara2 salah persepsi .. :p

    BalasHapus